Nyadran merupakan kegiatan rutin setahun sekali, yang biasa dilaksanakan menjelang bulan Ramadan tepatnya pada bulan Ruwah .aka. Sya'ban. Kenapa bisa dilakukan pada bulan Ruwah? ya karena orang jawa menginterpretasikannya dengan ARWAH, karena Ruwah sendiri memang bermakna arwah. Orang jawa meyakini pada bulan Ruwah ini sebagai saat turunnya arwah para leluhur untuk mengunjungi anak cucu di dunia. Jadi gak heran kalo pada bulan ini dilaksanakan sebuah tradisi yang pelaksanaannya dibagi per-RW .aka. Dusun ini(ini di tempat saya, ga tau kalau di tempat lain). Jadi setiap RW akan melakukan nyadran-nya sendiri-sendiri, di masjid di RW-nya sendiri(soalnya ada di suatu tempat gitu nyadran-nya di tempat pemakaman, biasanya ini bersifat akbar).
Di sore hari atau sehari sebelum nyadran ini dilaksanakan, biasanya orang-orang di desa mengadakan ziarah kubur ke nenek moyang, dan juga membersihkan makam leluhurnya. Setelah itu para warga mempersiapkan segala sesuatu yang akan dipergunakan dalam acara nyadran, pokonya pada bagian ini biasanya Ibu-Ibu lah yang menjadi ahlinya yaitu memasak. Pada saat seperti ini pasti setiap rumah mengeluarkan asap mengepulnya yang berasal dari dapur, mengeluarkan semerbak harumnya semur ayam, DLL. Adalah hal wajib bagi setiap warga untuk memasak pada perhelatan akbar peninggalan nenek moyang ini, dikarenakan setiap warga. diwajibkan mempersiapkan bungkusan/berkatan/plastik kresek berisi nasi, dan makanan lainnya yang nantinya pada akhir acara setelah doa-doa yang dipimpin oleh Pak Kaum .aka. Pak Kiyai selesai dilantunkan, bungkusan-bungkusan makanan yang ditaruh dalam kantong kresek ini akan dibagikan kepada seluruh warga yang hadir dalam acara nyadranan ini.
Pada hari minggu kemaren tanggal 18 Juli tahun 2010, kebetulan saya ditugaskan oleh Bapak saya untuk mewakilinya dalam nyadranan di RW sebelah, ini dikarenakan beliau juga melakukan nyadranan di RW beliau/saya sendiri. Yah beginilah kalau nyadranan jadwalnya tubrukan, tercatat di desa tempat saya tinggal yang bernama Desa Kalisari ini ada kurang lebih 3 RW .aka. Dusun yang melakukan nyadranan secara bersamaan. Coba ya, kalau saya jadi Pak Kades, saya akan menyelenggarakan event seperti ini secara bersamaan di satu tempat yang sama, dan nanti uang hasil perolehan amal dibagi rata pada setiap RW-nya begitchu, hha(nanti tak usul). Jadi kan lebih simple, jadi ga ada wakil-wakilan, namun masalahnya bukan karena saya ga mau mengikuti dan menjadi wakil, soalnya kemaren saya tu juga mewakili kakek saya yang juga menyadran di RW-nya sendiri sama kayak Bapak saya, sehingga kemaren saya mengantongi amplop berisi uang yang nantinya akan dimasukkan "cemplung" ke kotak amal sebelum memasuki masjid untuk makan, minum, mendoakan para leluhur, dan pulangnya????????... Yah, ini yang menjadi pokok masalah, yaitu membawa bungkusan plastik, 2buah, dan masih bertambah lagi, kenapa bisa tambah? lanjut ke paragraph selanjutnya.........
Peristiwa bertambahnya kantong bungkusan ini tidak terjadi secara misterius, bermula pada keberangkatan saya ke TKP di RW sebelah bersama dengan Sodara saya, yah maksud saya bonceng gtu lah pulang pergi, gratis. Sebelum berangkat beliau, Sodara saya ini mengaku telah ditipi amplop lumayan banyak(agak lebay dikit), dan saya juga ga heran, karena tahun lalu juga begini, jadi korban penitipan, hha....... Kemudian setelah saling bercakap-cakap sedikit kami-pun berangkat menuju ke TKP, dan tanpa diduga-duga di tengah jalan kami dicegat oleh seorang lelaki bertubuh kekar, ya saya dah bisa nebak, Nitipers ni orang... hhaaaa.... OK, anggap saja AMAL=PAHALA, berangkat dengan tangan kosong, pulang membawa bungkusan 3 di tangan kanan, dan 3 di tangan kiri.
Berikut ini ada beberapa jepretan, bagaimana gambaran di TKP saat kegiatan nyadranan dilaksanakan:
Beginilah awal-awal sebelum doa sebagai inti dari acara nyadranan ini dilaksanakan, kami dipersilahkan untuk menyantap makanan terlebih dahulu, tetapi saya ga nafsu, dikarenakan saya lupa dah sarapan pas di rumah.
Beginilah awal-awal sebelum doa sebagai inti dari acara nyadranan ini dilaksanakan, kami dipersilahkan untuk menyantap makanan terlebih dahulu, tetapi saya ga nafsu, dikarenakan saya lupa dah sarapan pas di rumah.
No comment kalo ini, asal jepret, dan ternyata mengenai Om saya, halo Om,.....
Detik-detik terakhir, dah pada kelar mkan-makan-nya.
Hanya tinggal puing-puing, minumannya hanya bersisa teh manis yang cuman berkurang sedikit soalnya saya ndak suka yang manisnya over kyk gitu. Dan kayaknya ayam-ayam di RW ini bakalan pesta, pasalnya banyak makanan sisa. Nyadran memberikan berkah bagi semua umat.
39 comentarios:
di tempatku gak ada nih sob tradisi seperti ini... patut di pertahankan budaya ini jangan sampe ilang...
Makasih info nyadrananya ...
Enak tuh teh manisnya
kalo di tempatnya arfi yang di desa masih ada sob tradisi nyadran tiap tahun,, taoi kalo di tempat arfi sekarang kayaknya gak ada tuh... udah perkotaan soalnya,,
Wah kayaknya udah nggak ada tempat ku sob, lok di kampung ku kalo mau bulan ramadhan nggak ada perayaan apa2 :)
Menyambung tali silahturahmi antar blogger teman
letarikan budaya daerah..........................semangaaattttt
salam kenal semuanya....
http://www.menone.wordpress.com/
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Kalau di tempat kami acara Ruwahan seperti ini dilaksanakan menjelang mendekati bulan puasa. Jadi dilaksanakan pada tanggal 'tua' bulan Sya'ban, bertempat di mushalla desa setempat. Masing-masing membawa 'berkat' dari rumah, kemudian membaca bersama doa tahlil yang dipimpin seorang ustadz, diteruskan minum atau makan sekedarnya, dan membawa 'berkat' pulang ke rumah. Kita yang masih hidup tidak lupa mendoakan sanak famili dan saudara sesama muslim yang telah meninggalkan dunia yang fana ini.
Di tempat saya udah ga ada kaya gini paling kalau acara Mauludan aja ada acara kaya gini bagi2 makan hehehehe....photo2nya keren....!
Good blog and good post.Happy blogging.
Kunjungan pagi....sambil blogwalking.
disana tradisinya kayak gitu yah^^
hehee
kalo disini paling ziarah kubur gitu
kok do wis mulai nyadran i, wekku durung-durung wae
Acara seperti ini hanya ada di pulau Jawa ? ditempat saya kayaknya nggak ada Feb.
aku urung sadranan feb
ditempat saya juga ada nyadran
Di sini gak ada budaya nyadran di bualan ruwah ini.
Jadi ingat dah cukup lama gak mudik tuk mengunjungi makam bp and Ibu.
hampir di daerah jawa tengah ada tradisi nyadran
aysik nie acaranya banyak makanan :)
emang udah mulai puasa ya brader?
kayaknya acara nisyfu syabanan yaa gan ?
asyik ni
Nyadranan di tmpt ku hampir sama dgn tmpt kamu sob...Hanya saja di tmpt ku gak ada "oleh oleh" apalagi "titipan"
wah kalo di tempat aku ngga ada nyadran2an.. palingan cuma ngaji2an doang.. hehe
@pak aldy, iy pak, jawa doang kyknya ada bginian....
@sukra/tukang-colong, ya belon,.... masih sebulanan lagi.. :D
@abeecdick's virtual room, he.eh gan.....
wah kapan yah aku terakhir ikut nyadran, kebetulan eyang saya rumah nya magelang, eh kalau nyadran lebih rame dari lebaran lho, hu hu hu satu desa pasti pulang kalau ps nyadran, adegan paling asyik kalau acara lempar-lemparan "ingkung" ( daging ayam ), tapi semenjak eyang ku udah meninggal jarang pergi kesana deh...
asyiknya kalau bisa bersosialiasi dengan tetangga kiri kanan. tidak banyak lho yang masih care sama tradisi.
mungkin beda nama aja ya sob, yang jelas tradisi seperti ini ditempat saya dilakukan menjelang datangnya bulan puasa dimana orang berkumpul, makan bersama dan bersilaturahmi serta salaing memaafkan...sehingga dalam menjalankan ibadah puasa dalam keadaan bersih.
bertahun tahun tak mengalami nyadran lagi,tar tgl 1 agustus ah nyadran sambil rebutan makanan..hehheeh...kalo tempatku nyadran biasanya di makam gitu,,ga tau jman kini mungki juga di masjid asal jgn lama2 di mall atau cafe,,halah..lebay..
Tradisi yang selalu mengingatkan akan pentingnya makna kebersamaan dan rasa syukur menikmati karunia-NYA.
wahh... kalo ditempatku cuma tradisi ke kuburan aja.. nggak sampe makan2 gituu.. :D
Tradisi di tempat mas,hampir sama dgn ditempat saya mas
mau minta sedekah mknn yg nyisanya nih... msh gak ya? biar kebagian berkahnya :)
saya malah baru denger.... ^^
Terus... nyadran sendiri artinya apa ya..?
Berarti pada saat nyadran spt itu... nasi plus lauk pauk tumpah ruah di seluruh desa ya..?
nyadran besok bapakku pulang kampung
ak diajakin tp gak bs ikut T______T nasib kerja gak punya cuti
tradisi ini hanya ada di jawa aja kan??? di tempat saya ngak ada seperti ini
wah... suasananya sangat kental dengan di kampungku..
pengen menikmati suasana itu lagi...menjelang puasa.. kayak pas mau buak bersama di masjid gituu
ada dalilnya tentang hal ini? benarkah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan para sahabatnya melakukan nyadran sebelum bulan ramadhan?
jika tidak ada, maka itu bid'ah. dan benarkah ruh orang yang sudah mati bisa datang kepada keluarganya yang masih hidup? sedangkan menurut hadits yang shahih, orang yang sudah meninggal ruhnya ada di alam barzah, dan bagi yang saleh mendapatkan nikmat dan bagi yang zalim mendapatkan siksa kubur, lalu apa sempat mereka datang? jadi itu bukan ruh orang yang mati dari keluarga kita, tapi itu adalah setan. pernah ada yang kerasukan berkata bahwa dia adalah kakek saya yang sudah meninggal dunia, maka saya katakan kepadanya, "bukan, dia adalah setan! kakek saya ada dialam kubur!" pake minta macem-macem pula, kopilah susu lah, ayam lah, dan lain-lain. mubazir, mending saya kasih kepada fakir miskin dan anak yatim...
seharusnya jangan campur adukkan yang haq dengan yang batil.
Wa Allahu A'lam
Wah .. saya ikut "gatal" nih..
Kebetulan ada mas Usup... Salam kenal mas.
Benar mas Usup. Tp saya gak punya hadist nih. Cuma hadis "nakal" aja.
* kalau dipersoalkan ini debat "metafisis", alias siapa pun tdk ada yg tahu. Dan ..maaf, dg hadist "nakal" ini, kitab suci pun jg "metafisis". Yg kita anggap tahu, sebenarnya hanya pantulan imajinasi saja ..Hakikatnya? (bersambung...)
* kalau tdk dipersoalkan, ini sebuah budaya. Dari kacamata ini sepanjang membawa berkah sosial, biarkan saja... (msh berambung...)
* Soal tulisan:
saya tertawa pas pd kalimat terkahir paragraf ke-3
dan lebih terkekeh lagi keterangan pd gambar: "halo om"
hahahahah ....! Mas Feb ini mmg "lain"
@Usup Supriyadi, dalil sih sepertinya ga ada, tapi ini masalah budaya saja, sebuah bentuk dari akulturasi budaya hindu dan islam yang masih melekat pada orang-orang jawa, nyadran sendiri kan berasal dari kata saradha, dalam bahasa hindu yang berarti mengenang arwah seseorang yang telah meninggal....... jadi murni budaya aja ini mas us..... :D
@catatan kecilku, deskripsinya kyk di atas ini.. :)
@Erianto Anas, jangan terlalu nakal mas, nanti ada pertempuran SARA... LOL.... sip,.
nyadran tu apa semacem megengan gt yh sob menyambut datangnya bulan romadlon, kl d daerah q namanya megengan
Post a Comment
thx for all the comments.... :'']