Sebuah konsistensi yang dibayar dengan sebuah sarung baru

Sebenernya saya lagi bingung mau posting apa dari kemaren, sampe terkantuk-kantuk memikirkannya, dah kayak mau banting keyboard, meracuni mouse. Dah ga punya sense of blogging, sense of typing, sense of thinking something that become blog posting. Dan akhirnya dengan asalnya saya posting asal saja lah, asal ketik, asal bisa membuat ketikan ga jelas, yang akhirnya enak dibaca atau gak saya juga gak tau, saya minta maap kalo kiranya membuat mata jadi iritasi ringan, ataupun berat, tinggal cuci muka anda dan tidur sampe ntar buka. :~.

OK, seperti judul di atas sana yang ada kaitannya sama maling jemuran, tapi mana ada sarung baru dijemur, tapi ya mungkin ada namun peluang keberadaanya hanya 7:10 sepertinya, karena menurut sepengetahuan saya 7 dari 10 bapak-bapak lebih PD ketika menggunakan sarung baru tanpa dicuci dulu(ngarang). Bukannya sok tahu, tapi saya dah pernah menyaksikan kalo pas solat ied banyak bau-bau sarung baru semerbak menghiasi seluruh ruangan masjid, ada juga sedikit bekas label sarung atau lupa lepas label.. :)). Kalo saya sih termasuk orang yang ga PD make sarung baru tanpa dicuci dulu, tapi bangga. hhaha. 

Ngomong-ngomong soal sarung baru, barusan secara beruntung saya mendapatkan sarung baru dari emak saya, sarung dengan merk aneh ini didapatkan emak saya dari pasar secara gratis dari toko langganan emak saya. Tiap tahun pada bulan ramadhan memang hal yang biasa kalo mendapatkan rejeki seperti ini, istilahnya THR gitu kali ya, untuk pelanggan setia... :D, benda-benda gratisan seperti ini bentuknya bermacam-macam, mulai dari sarung, kain, makanan, baju, dan lain-lain. Dan yang paling sering didapatkan oleh emak saya adalah kain, entah dah berapa lipat kain yang tersimpan di dalam lemari pakaian, udah lama, pasarnya sampe pindah, kebakar.... :))

Balik lagi ke sarung, ada sesuatu yang baru saya lihat dari sarung yang gratisan ini, bukannya ndeso, tapi karena merk yang terdapat pada sarung satu ini sangat asing di mata saya, kan kalo biasanya ada merk sarung gajah telentang, ini lebih aneh lagi soalnya merknya sama kayak salah satu merk minuman yang identik dengan pemakai sarung daripada sarung..... hheh.... Mungkin pabrik minuman ini sengaja membuat sarung bermerk dirinya untuk urusan dibagi-bagikan ke pelanggan setianya, dan kemudian oleh pelanggan setianya dilempar lagi ke pelanggan setianya yang lain, dan ujungnya sampe ke emak saya. Sungguh rumit. :)).

Sebuah konsistensi jual beli yang dibayar dengan sebuah sarung, merupakan hal yang sangat bermakna, karena sarung itu bersifat man to god, god to man, man to man, man to woman, sebuah benda yang menghubungkan antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan tuhanNYA.... Sebuah benda modis juga sepertinya, dan benda yang bermakna positif tergantung usernya, tergantung dipake buat Ibadah apa buat alat gantung diri, alat penghangat diri atau alat penyembunyi wajah ketika menjadi maling, dan lain sebagainya. I Love Sarung lah...... :D

Setelah saya hitung, banyak juga kata sarung baru di atas, dah jadi keyword ini... :))
wassalam!!!!

Related Post: